
Beberapa kali mencoba tes kepribadian MBTI, hasilnya selalu sama: INFP.
INFP adalah gabungan dari empat dimensi kepribadian yang dinilai berdasarkan mesin-teori yang dikembangkan Isabel Briggs Myers sejak 1940. Tapi sampai hari ini, hasil tesnya 80% akurat dalam menggambarkan kecenderungan seseorang.
I – Introvert: Seseorang yang senang bekerja dalam keheningan, bersemangat ketika sendiri; episentrum energinya ada di dalam. Oleh karena itu, biasanya orang-orang introvert tidak suka banyak bicara.
N – Intuition: Tipe orang yang memproses data berdasarkan pola hubungan antara kejadian satu dengan yang lain. Cenderung pemikir dan konseptual. Berpikiran abstrak/liar. Sehingga (juga) cenderung memilih jalan yang berbeda dari keumuman yang ada.
F – Feeling: Dimensi yang menggambarkan cara seseorang mengambil keputusan. Orang Feeling mengambil keputusan berdasarkan perasaan, empati, berorientasi pada hubungan dan manusia. Bukan pada logika dan aturan baku.
P – Perceiving: Orang yang tidak sistematis. Lebih sering bertindak spontan dan fleksibel. Sehingga biasanya lebih adaptif dan melakukan sesuatu secara acak untuk menemukan reaksi dan peluang yang dihasilkan.
Itulah tipe kepribadian Saya, INPF.
I fall in love with soul, not face
Ada 16 kombinasi kepribadian yang dapat dihasilkan dari tes ini. Silakan coba sendiri dan jadikan cermin. Syaratnya, jangan dijadikan cermin sempurna, sebab manusia itu dinamis dan cenderung berubah dari waktu ke waktu.
Tapi mengenal diri sendiri itu wajib. Sebelum membangun relasi dengan orang lain.
Saya Cocok Jadi Apa?

Menemukan kecenderungan diri sendiri berarti juga membuka pintu karier yang dalam setiap anak tangganya berbeda ukuran.
Maksud Saya, semua orang bebas memilih pekerjaan. Tapi ada beberapa orang yang merasa tertekan ketika melakukan hal tersebut. Nah, itu karena anak tangga yang dilewati tidak sesuai dengan tinggi badan yang dimiliki.
Sepatu yang dipakai tidak sesuai dengan ukuran kaki.

Paham maksudnya? Paham aja lah …
Maka dari itu, setelah mengetahui kecenderungan pribadi, penting untuk kemudian mencoba mengerjakan hal-hal yang sesuai dengan kepribadian kita.
MBTI dan pembacaan kepribadian bukanlah ilmu sembarangan. Memang banyak orang yang berkata bahwa psikologi itu ilmu tebak-tebakan saja. Saya ingin katakan … silakan berpendapat seperti itu.
Setiap orang berhak mempunyai pandangan yang berbeda, seperti kepribadian yang juga berbeda-beda; itulah kebenaran manusia, dan akan tetap relatif sampai kapan pun.
Jadi, apa yang cocok untuk Saya?
INFP punya dua nama lain: Idealist dan Healer.
Sekilas nampak dua sisi yang bebeda. Idealis biasanya kekeuh dan keras kepala, sementara healer adalah orang yang sanggup berubah demi orang lain.

Ya, INFP memang seperti itu. Dalam hal prinsip mereka kekeuh tidak bisa diganggu gugat, tetapi soal memahami orang lain … mereka menjadi air, berubah sesuai wadah.
Saya idealis terhadap mimpi. Apapun yang tidak menunjang pencapaian mimpi, tidak menjadi soal untuk dinomorsekiankan. Misalnya … anu, kuliah. Saya anggap tidak terlalu penting untuk saat ini.
Ya, karena INFP itu, menurut panduan, cocok menjadi …
1. Penulis/Sastrawan

INFP cocok jadi penulis karena dia ideal terhadap mimpi; keidealan itu membuat pikirannya bergemuruh meskipun lisannya hening tanpa kata.
Pikirannya liar berlari ke berbagai tempat, meskipun raganya diam di depan laptop.
Ini membuatnya ingin menumpahkan semua yang ada pada tulisan. Kadang menjadi tulisan nonfiksi, kadang pula menjadi cerita pendek …
SEKILAS INFO: Bagi Anda yang tertarik belajar trading, investasi, crypto, dll. bisa belajar sedikit-sedikit di sini. Ke depannya, kami akan sajikan informasi penting dan faktual seputar trading (forex, saham, crypto) ataupun investasi di instrumen saham, reksa dana, emas, dll. Selain itu akan ada tutorial pemaksimalan aplikasi trading dan investasi seperti Ajaib, Stockbit, Bibit, dan juga pemanfaatan bank digital seperti Sea Bank atau Bank Jago.
… tidak ketinggalan juga puisi. Biasanya mereka ahli.
Kalau Saya sih … sedikit. Pft.
2. Psikolog/Konselor

INFP cocok menjadi psikolog/konselor karena sifatnya yang empatik. Sifat itu membuatnya sering memperhatikan orang lain, gerak-gerik, mimik, intonasi perkataan, bahkan tulisan –lewat tanda baca-.
Di awal sudah Saya sebutkan bahwa, seorang yang berdimensi Intuition memproses data dengan menghubungkan kejadian satu dengan kejadian yang lain. Dan seorang psikolog, menurut Saya, harus punya keahlian tersebut.
Kenapa?
Agar ketika klien –cie, klien- menceritakan faktor-faktor yang menjadi masalahnya, atau hal-hal apapun yang dia alami sang psikolog dapat dengan spontan memikirkan penyebab dan pemecahannya.
Gitu.
3. Pengajar

Sebagian orang mungkin berpikir ini kontradiktif. Sebelumnya Saya katakan bahwa orang INFP itu hening.
Tapi ada pengecualian.
Kembali ke tulisan di atas, ketika memahami orang lain, INFP seringkali menjadi air. Membentukkan dirinya sendiri sesuai wadah yang ditempati saat itu. Tetapi ini juga hanya di situasi tertentu saja.
Situasi itu adalah … ketika berada dengan orang yang sudah dekat saja. Artinya, orang yang sering berinteraksi dengan INFP tersebut.
Sering orang terkejut dengan INFP; pasalnya saat pertama kali bertemu dan setelah bersama-sama dalam perjalanan waktu, orang INFP berubah dari hening menjadi proaktif …
… sering bercanda, bahkan kelewatan.
Nah, ketika seorang INFP menjadi pengajar, atau lebih tepatnya pendidik, biasanya mereka akan memberikan segala sesuatunya benar-benar tanpa tanda jasa.
Akan lebih dekat terhadap murid karena INFP akan berusaha menjadi teman mereka.
4. Rohaniawan/Bidang Hospitality

Menjadi seorang INFP berarti menjadi seseorang yang hatinya lebih peka daripada orang lain.
Saya sering menangis hanya karena mendengar ceramah, ketika orang lain hanya diam mendengarkan; ketika mendengar ayat-ayat Al-Qur’an yang Saya tahu artinya begitu berat untuk diamalkan, atau ayat yang begitu intim antara Tuhan dan hambaNya.
Seperti … “Yaa ayyatuhannafsul muthmainnah …”
Oleh karena hati yang peka itu, mereka cocok menjadi seorang rohaniawan atau bidang pelayanan. Karena orientasi orang INFP itu adalah manusia dan perasaan.
Cie peka, cie.
Kekurangannya

Di atas sudah Saya sebutkan kelebihan-kelebihan orang INFP.
Sebenarnya sudah jelas sejelas fajar subuh dan benang hitam di antara kain putih –minjam diksi Asy-Syahid Hasan AlBanna- kalau saja menelisik lebih khidmat.
Orang INFP yang berorientasi pada manusia, cenderung menomorsekiankan aturan kalau, aturan itu tidak menyamankan; menekan orang yang berjalan di bawah aturan itu.
Kepekaan hati dan cara mereka memproses data seringkali membuat salah prediksi, bahkan cenderung diambil hati. Sehingga kata-kata yang, padahal, tidak ada maksud apa-apa diartikan lain. Lalu berputar-putar dalam pikiran sampai menemukan sinar terang yang menghentikannya.
Maka para ahli menyarankan …
- Belajarlah menghadapi kritik, karena jika benar itu akan membangun; jika salah abaikan saja.
- Belajarlah bersikap tegas. Jangan selalu berperasaan dan menyenangkan orang dengan tindakan baik.
- Jangan terlalu sering menyalahkan diri sendiri.
- Jangan terlalu baik pada orang lain tetapi melupakan diri sendiri.
Oke, coach, laksanakan!
Halo, saya INFP juga.
Bisakah saya meminta akun medsos penulis? 🙂
Waah. Boleh, mbak. Facebook